Penemuan Sistem Penanggalan Dari Dulu Hingga Sekarang

Kalender merupakan alat yang sudah lama dipergunakan manusia untuk menunjukan hitungan hari, bulan, dan tahun. Kita dapat menghitung usia seseorang saat ini dengan mengetahui tanggal kelahirannya. 

Ani : “Eh, Mas, tau nggak tanggal lahirnya Mama?”

Heru : “Tanggal lahir Mama kayaknya 5 Juni 1965 deh, emangnya kenapa?

Ani : “Sekarang 2016, berarti usia Mama 51 tahun ya, Mas?

Heru : “Ya

Bagaimana cara Ani tahu usia Mamanya? Tentu saja dengan melakukan pengurangan sederhana, tahun sekarang dikurangi tahun saat Mamanya lahir. Penyusunan tanggal pada kalender sangat bermanfaat sekali bagi manusia saat ini, di antaranya kita bisa menyusun jadwal kegiatan, membuat rencana pertemuan, dan bisa menandai hari libur yang ditunggu-tunggu. Bagi anda yang belum tahu sejarah bagaimana orang zaman dahulu memanfaatkan kalender atau sistem penanggalan yang mereka buat, ada baiknya untuk menyimak penjelasan berikut ini.

x
Penanggalan Tertua Oleh Bangsa Skotlandia Menggunakan Fase Bulan
Lempengan Prasasti Kalender di Jerman


Jauh sebelum adanya penanggalan yang modern, 10.000 tahun yang lalu, bangsa Skotlandia ternyata sudahh membuat sistem penanggalannya sendiri. Dari sebuah penggalian di lapangan di Crathes Castle, arkeolog dari Universitas Brimingham dan beberapa arkeolog lainnya menemukan rangkaian 12 lubang yang dibuat menyerupai fase bulan.

Para ahli yang melakukan analisa mengatakan lubang tersebut mungkin berisi tiang kayu Kalender Mesolitikum seperti ini berusia ribuan tahun lebih tua dari monumen pengukur waktu yang dibuat peradaban Mesopotamia. Analisa ini dipublikasikan di jurnal Internet Archaeology.



Lempengan Prasasti Kalender Kuno di Jerman

Lempengan Prasasti Kalender di Jerman

Sepasang arkeolog Reinhold Stieber and Hildegard Burri-Bayer menemukan sebuah prasasti penting di Jerman pada pertengahan tahun 1999. Sebuah lempengan berbentuk cakram yang terbuat dari perunggu dengan pola bergambar bulan, matahari dan bintang yang terbuat dari emas di sekililingnya. Lempengan hijau ini terdiri dari tiga puluh dua lingkaran emas kecil yang tersebar seperti menggambarkan bintang-bintang, satu lingkaran emas besar seperti bentuk matahari, dan satu bentuk pola sabit. Lempengan berdiameter tiga puluh dua centi meter ini diperkirakan dibuat pada Zaman Perunggu atau kurang lebih pada tahun 1600 Sebelum Masehi. Lempengan ini diperkirakan sudah berusia lebih dari 3.600 tahun. Peneliti Jerman berpendapat bahwa lempengan ini dahulu digunakan oleh para leluhur untuk menghitung dan memperkirakan pergantian musim saat bercocok tanam.

Kalender Julian dan Gregorian (11 Hari yang Hilang)

Kalender Julian dan Gregorian (11 Hari yang Hilang)
Pada kalender Julian, satu tahun secara rata-rata didefinisikan sebagai 365,25 hari. Angka 365,25 dapat dinyatakan dalam bentuk (3 X 365 + 1 X 366)/4. Terdapat tahun kabisat setiap 4 tahun pada kalender Julian. Penanggalan pada kalender Julian berlaku sampai dengan hari Kamis, 4 Oktober 1582 M. 

Melihat bahwa kalender Julian ini memiliki batas perhitungan, Paus Gregorius (seorang pendeta gereja katolik di Roma) mengubah kalender Julian dengan menetapkan bahwa tanggal setelah Kamis, 4 Oktober 1582 M adalah Jumat, 15 Oktober 1582 M. Jadi, tidak ada hari dari tanggal 5 sampai dengan 14 Oktober 1582. Sejak 15 Oktober 1582 M itulah berlaku kalender Gregorian. Alasan mengapa ada 11 hari yang tidak "dianggap" dalam perhitungan kalender ini, masih belum diketahui.

Kalender Gregorian menggunakan sistem peredaran matahari dengan jumlah hari yang tetap setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun. Kalender ini digunakan secara resmi di seluruh Eropa pada tahun 1582, namun Britania Raya baru menggunakannya pada tahun 1752, Rusia pada tahun 1918, dan Yunani pada tahun 1923. Gereja-gereja ortodoks sampai ekarang tetap menggunakan kalender Julius daripada kalender Gregorian sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru mereka berbeda.

Kalender Hijriah

Kalender Hijriah
Kalender Hijriah adalah kalender yang digunakan oleh Umat Islam di seluruh dunia untuk menetapkan hari-hari ibadah. Sistem penanggalan pada kalender hijriah menggunakan fase bulan, sehingga terkadang kalender ini disebut sebagai kalender qomariyah (mengikuti bulan). Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata siklus sinodik bulan kalender (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari). Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi. Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. 

Uniknya, penanggalan menggunakan sistem perhitungan fase bulan ini diabadikan oleh Kitab suci Umat Islam, yaitu Al-Quran.

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."  (Q.S. At Taubah(9):36)



Penemuan Sistem Penanggalan Dari Dulu Hingga Sekarang Penemuan Sistem Penanggalan Dari Dulu Hingga Sekarang Reviewed by Maageer Team on 09.58 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.